Tuesday, December 15, 2009

Kehidupan Kaum Bunian Sambas

Cerita tentang kehidupan bangsa lelembut ini bukan isapan jempol. Masyarakat Kalimantan Barat amat yakin kaum Bunian adalah realita. Seringkali makhluk halus itu membaur dengan manusia, meski tak disadari kehadirannya. Pada saat-saat tertentu, kerap orang melihat kaum Bunian berada di tengah keramaian. Sang lelembut tampak layaknya manusia biasa. Hanya saja, sebuah ciri fisik tak bisa menutupi mereka. Di wajah mereka tak ada garis antara hidung dengan bibir atas. Alisnya juga menyatu. Parasnya memang aneh dan berkesan menyeramkan.

Ada satu hal yang tidak boleh dilakukan manusia bila berada dekat dengan kaum Bunian: jangan sekali-kali mengikuti ajakannya. Bila itu dilakukan, maka ia akan masuk ke alam gaib mereka dan tidak akan bisa kembali. Pusat komunitas kaum Bunian terletak di sekitar Pantai Selimpai, Kecamatan Paloh. Juga terdapat di seputar Tanjung Batu, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Tatanan kehidupan kaum Bunian amat teratur. Itu karena mereka di kelola oleh sistem kerajaan yang tertib. Mereka pun bukan tipe makhluk pengganggu yang suka
meneror manusia. Bahkan sebaliknya, sekali waktu mereka terlihat membaur dengan manusia untuk memberi bantuan.

Kasus perang etnis di Sambas beberapa waktu lalu, konon juga melibatkan kaum Bunian ini. Raja mereka sengaja mengerahkan pasukan Bunian untuk menghalau etnis tertentu yang dianggap mengganggu ketenteraman hidup etnis pribumi. Namun tetap saja perbedaan alam dengan mereka menyebabkan manusia takut.

Pendeknya, kehidupan kaum Bunian bukan sekadar cerita. Tapi benar-benar nyata. Bila ingin menemui kaum Bunian, datanglah ke pusat komunitas mereka di sekitar Pantai Selimpai atau Tanjung Batu. Tentu saja, tidak begitu saja seseorang bisa berhubungan langsung dengan bangsa lelembut ini. Melainkan harus dengan bantuan orang yang menjadi perantara.

Di kedua pantai tersebut, selalu ada orang yang bisa menjadi perantara dengan orang-orang dari bangsa Bunian. Menurut Hendra Sukmana, aktivis LSM yang kini menjabat Ketua Panwaslu Kota Singkawang, tanpa perantara, tak mungkin orang biasa bisa bertemu langsung dengan kaum Bunian. Hanya orang yang punya kemampuan khususlah yang bisa berinteraksi langsung dengan mereka. Tanpa memiliki kemampuan semacam itu, maka orang-orang hanya bisa melihat pantai ini sebagai objek wisata yang indah saja. Tidak lebih dari itu.

Akan tetapi, dalam kondisi tertentu, bisa saja orang biasa berjumpa dengna kaum Bunian. “Sewaktu-waktu orang biasa pun sering berjumpa dengan kaum Bunian yang tengah berada di sekitar mereka. Seperti di pasar-pasar rakyat, di dalam mobil angkutan umum, di pinggir sungai, bahkan di supermarket,” tuturnya kepada penulis.

Nah, ketika itu, terang Hendra, jangan sekali-kali berbuat ceroboh. Misalnya, sok akrab dengan sengaja menyapa mereka. Se¬bab bila tidak memiliki bekal batin yang kuat, kita bisa terpengaruh oleh ajakan mereka. Apalagi bila kaum Bunian yang menampakkan diri itu adalah kaum hawa. “Jika tidak ku¬at iman, kita bisa terpikat. Kalau itu terjadi, maka kita tidak akan bisa kembali ke dunia manusia lagi,” ujar Hendra.

“Diculik” Kaum Bunian

Bila orang kedatangan kaum Bunian, dipastikan bakal dicekam rasa takut. Kemunculannya memang kerap membuat bulu kuduk merinding. Wajar saja, siapa yang tidak takut bila di datangi mahluk halus. Apalagi selama ini berkembang anggapan bila kaum Bunian selalu membawa manusia ke dunianya. Cerita-cerita bangsa manusia sering dibawa ke alam kaum Bunian ini sudah sering terdengar.

Misalnya satu kejadian pada paruh akhir tahun 1995 di daerah Sejangkung, Sambas. Ketika itu ada anak kecil kelas 2 SD yang tidak kembali ke rumah setelah pulang sekolah. Sementara teman-teman lainnya sudah sampai di rumah. Maka keluarga si anak ini pun cemas. Mereka mencari-cari si anak ke rumah neneknya, namun tidak ditemukan. Begitu juga ditanyakan kepada teman-temannya, mereka tidak tahu.

Hingga akhimya, orang tua si anak menghubungi orang pintar di daerah itu. Setelah melalui deteksi batin, orang pintar ini mengatakan bila si anak dalam keadaan selamat. Cuma, saat ini ia tengah berada di tengah lingkungan kaum Bunian. Keterangan itu sedikit banyaknya bisa diterima keluarga. Sebab ketika ditanyakan kepada salah seorang temannya, ia mengatakan bila setelah pulang sekolah, anak ini diajak pergi beberapa anak kecil yang tidak dikenal. Orang pintar ini pun lantas menyimpulkan bila yang mengajak si anak hilang ini adalah anak-anak kaum Bunian.

Mendapat keterangan demikian, orang tua si anak amat cemas. Mereka dihinggapi pikiran negatif jika si anak tak akan bisa kembali lagi ke dunia manusia. Orang pin¬tar yang dimintai bantuan ini malah tersenyum. Ia lalu pamit untuk melakukan sesuatu. Nah, ketika hari mulai senja, tiba-tiba tiupan angin kencang menghantam rupa orang tua si anak hilang.

Peristiwa itu dirasakan betul oleh seluruh penghuni rutnah. Mereka pun dicekam ketakutan luar biasa. Sebab kejadian itu sangat tidak lazim. Di tengah-tengah suasana mencekam itu, tiba-tiba pintu rumah diketuk seseorang. Saat dibuka, ternyata si anak hilang itu sudah berdiri di depan pintu. Orang tua keluarga itu pun merasa senang karena anaknya telah kembali.

Ketika ditanya kemana saja dia pergi, dengan polos anak ini mengatakan bila ia pergi bersama teman-teman barunya naik perahu besar. Lalu dia di bawa berlayar entah ke mana. Meski semuanya orang-orang asing, tapi si anak ini merasa senang. Sebab selain bersama teman-teman baru, dia juga bisa bermain bersama. Menurut si anak, setelah puas bermain, perahu besar itu kembali merapat. Dia kemudian diantar teman-temannya pulang ke runah. Belakangan, teman-temannya itu tiada lain adalah kaum Bunian.

Dibawa ke Alam Gaib

Meski ada yang kembali ke dunia manusia setelah berhubungan dengan kaum Bunian, ternyata banyak pula yang tidak kembali alias terbawa ke alam gaib. Hal itu, bisa terjadi karena beberapa sebab. Pertama, memang sudah dikehendaki manusianya sendiri untuk bergabung dengan dunia Bunian. Ini terjadi bila, umpamanya, seorang pria jatuh hati dengan wanita dari bangsa lelembut itu. Selanjutnya orang ini ingin berhubungan terus hingga kepelaminan. Tentu saja, orang ini tidak akan kembali ke alam nyata.

Sebab kedua, seseorang tergiur oleh ajakan kaum Bunian. Inilah yanag selalu diwanti wanti setiap orang agar berhati-hati dan jangan mudah tergiur ajakan mereka. Ada satu peristiwa di tahun 1990-an. Dulu, pernah ada seorang pemuda bernama Mahyan. Ia dinyatakan hilang. Semula, orang-orang desa mengira dia pergi ke Pulau Tambelan untuk bekerja di bagan, tempat mencari ikan. Namun, pakaiannya di lemari masih utuh. Itu menandakan bila Mahyan tidak pergi kemana-mana, atau pergi tanpa pamit.

Menurut cerita teman-temannya, tadi malam Mahyan berkenalan dengan seorang wanita. Kebetulan sejak beberapa hari lalu, ada pekan hiburan rakyat di depan kantor kecamatan. Nah, sejak berkenalan itu teman-temannya tidak melihat lagi batang hidung Mahyan. Sampai keesokan harinya, Mahyan tidak kembali. Bahkan hingga berhari-hari, minggu, bulan dan tahun. Seterusnya, Mahyan tak diketahui lagi dimana rimbanya. Orang-orang di kampung berkeyakinan bila Mahyan hilang karena di bawah ke alam kaum kaum Bunian.

Ciri Kaum Bunian

Fenomena kaum Bunian sudah mendarah daging dalam masyarakat Sambas. Meski kerap muncul rasa takut bila didekati kaum Bunian, namun masyarakat di sana sudah terbiasa. Malah boleh dikata, mereka tak merasakan lagi adanya persoalan. Meski begitu, membicarakan soal Bunian bagi mereka, adalah tabu. Mereka lebih memilih diam dari pada bercerita kaum Bunian. Atau kalaupun menceritakannya, tapi secara bisik bisik. Seolah-olah takut nada bicaranya didengar orang lain, terutama kaum Bunian.

Bila tiba-tiba mereka merasakan kedatangan kaum Bunian, orang-orang Sambas lazim mengatakan, "Oh, insanak datang!" Setelah itu secara tak diam-diam dia akan menjauhi orang Bunian itu. Bisakah kaum Bunian ini dibedakan dengan manusia biasa? Tentu saja bisa. Bahkan perbedaannya amat menyolok. Rudi Fitrianto (38), warga Kota Singkawang, mengatakan bila perbedaan itu tampak pada penampilan fisik.

Misalnya pada bagian wajah. Kaum Bunian dikenal tidak memiliki garis atau tepatnya lekukan yang memanjang antara hidung den¬gan bibir atas. "Itu adalah ciri kodrati kaum Bunian,” tutumya. Inilah ciri fisik yang sangat jelas membedakan kaum Bunian dengan manusia. “Kalau kita melihat seseorang yang tidak memiliki garis bibir itu, maka dipastikan orang itu adalah kaum Bunian,” tuturnya lagi.

Ciri lainnya, kaum Bunian memiliki bentuk alis yang khas. Alisnya lebat dan tampak seperti menyatu. Ciri seperti ini, boleh jadi terdapat pada sebagian kecil manusia. Selebihnya, bentuk fisik kaum Bunian dengan manusia nyaris sama. Misalnya soal tinggi badan. Karena itu, bila berpapasan secara sepintas, nyaris seseorang tak dapat membedakan dia adalah Kaum Bunian atau manusia. Selebihnya, terang Rudi, wujud kaum Bunian memang halus. Sehingga banyak orang menyebutnya makhluk halus atau lelembut.

Meski mereka mahluk halus yang terkadang menampakkan diri, ada orang-orang tertentu yang bisa melihat kaum Bunian dalam keadaan secara kasat mata. Mereka adalah orang-orang tua dan anak-anak kecil, meski tidak semuanya. Beberapa tahun lalu, ketika pecah perang etnis di Sambas, banyak anak-anak kecil yang sering duduk dipinggir sungai Sambas. Ketika ditanya mengapa duduk-duduk di situ, mereka menjawab sedang melihat kapal besar yang mengangkut banyak orang. Kapal itu terlihat menuju Keraton Sambas.

Kebenaran cerita anak-anak itu diperkuat kenyataan bila di halaman Keraton Sambas, secara tiba-tiba berkibar bendera wama kuning. Itulah bendera khas Kerajaan Sambas tempo dulu, yang sejak lama tidak pernah dikibarkan. Keadaan itu memberikan sinyal bila bangsa Bunian tengah berkumpul di sekitar Keraton Sambas. Hanya saja wujud mereka tidak terlihat. Dan pada malam harinya, warga Sambas melihat kotanya sangat ramai sekali. Namun mereka sama sekali tidak mengenal orang-orang itu datang dari mana. ***

6 comments:

  1. betul sangat....
    emang kenapa.?
    anda ragu ya.?

    ReplyDelete
  2. wah jd pengen dengar lebih bnyak....saya percaya dgn org bunian soalnya ada teman sekampung saya yg pernah pacaran dgn org bunian

    ReplyDelete
  3. wao merinding juak denger ceritemu daeng,,,, penasaran aku,,,, boleh juak kite selideke' lbh dalam e,,, siap ke terjun lapangan tok e,,,, tp sebelumnye banyakke' bekalan lok,, gmane????

    ReplyDelete
  4. Saya rasa tidak begitu cerita Raden Sandi. Raden Sandi adalah putra kedua Sulthan Muhammad Tsafiuddin II dengan permaisurinya Ratu Anom Kesumaningrat, belau tidak pernah diangkat menjadi raja di Sambas, Ceritanya bermula dengan di jodohkannya Raden Sandi dengan sepupunya, Raden Sandi menolak karena wajah sepupunya tidak begitu menarik, oleh Sulthan perjodohan itu tetap dipaksakan sampai akhirnya terjadilah pernikahan, setelah selesai pesta penikahan Raden Sandi di kurung didalam kamar bersama istri yang tidak di cintainya itu, tetapi Raden Sandi berontak sampai keluar Istana meninggalkan istrinya, tempat pelariannya adalah Paloh, Pada suatu hari beliau berburu di hutan dan dilihatnya ada seekor burung yang sangat cantik , kemudian burung tersebut di sumpitnya kena dan terjatuh, sewaktu beliau akan mengambil burung itu ternyata burung tersebut hilang. Tidak beberapa lama setelah kejadian tersebut Raden Sandi jatuh sakit dan kemudian di bawa kembali ke Sambas sampai di Sambas nyawa beliau tidak dapat ditolong lagi. Raden Sandi meninggal dunia, kemudian pada malam harinya ada orang di Tanjung Rengas yang kesurupan mengatakan sebenarnya Raden Sandi itu tidaklah meninggal, ditangannya ada dua kuntum bungan melor , apabila bungan melor iu dimasukkan kedalam air untuk memandikan jenazah maka Raden Sandi akan hidup kembali. Orang yang mendengar cerita orang yang kesurupan tersebut tidak berani memberi tahukannya kepada Sulthan takut salah. Maka keesokan harinya sewaktu jenazah dibuka kainnya maka ditemukanlah duu kuntum bungan melor ditangan Raden Sandi, tetapi oleh orang yang memandikan bunga itu dibuang ketanah. ............ bersambung

    ReplyDelete
  5. http://kreasimasadepan441.blogspot.co.id/2017/12/sulap-deddy-corbuzier-di-pengumuman.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.co.id/2017/12/menurut-bank-dunia-hanya-30-persen.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.co.id/2017/12/menpora-optimistis-indonesia-tuan-rumah.html

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM

    ReplyDelete